Senin, 25 Desember 2017

Impian seseorang

Ia harus pulang pukul sekian dan tiba di rumah beberapa masa kemudian
Sebelum nanti ia tertidur, lalu terbangun, lalu pergi lagi dan pulang. 

Dan ia tidak harus selalu berada di kota yang sama, tidur di kasur yang sama, dan terbangun mengingat mimpi-mimpi yang sama. Demikian, suatu hari ia teringat akan sesuatu dan ia terlupa apakah itu mimpi atau ingatannya. 

Dan ia berharap ia bukanlah impian dari seseorang. Siapa yang tidak takut jika tahi-tahu menghilang karena tak pernah diingat-ingat lagi. 

Sayang ia bermuka dua. Setiap malam ia akan selalu bermimpi dan paginya terbangun sebelum melupakan segala tentang mimpi-mimpinya. 

Tak pernah diingatnya wajah seseorang dalam tidurnya, jadi kalau dikatakan semua wajah tampak sama mungkin ada benarnya juga. 

Apakah ia impian dari seseorang lain? Ia tak perlu tahu. Toh jika ia benar-benar lenyap, tak ada bedanya ia mengingat atau mengetahui tentang segala sesuatu. 


Karena itu ia begini saja. Bekerja, pulang, tidur, dan terbangun. Tak pernah diceritakannya ketakutannya pada siapapun. 


Minggu, 12 November 2017

Jangan khawatir

Jangan khawatir sayang, aku juga merasa rindu
kamu tahu aku selalu ingin pulang, berbaring di kasur jaring dan menanyikan tentang sekarang dan kemarin. 

Tapi aku terlalu lelah hingga tak sempat meneleponmu, menceritakan tentang hariku, dan menanyakan tentang kabarmu

Kamis, 09 November 2017

Ia datang dari jauh

Ia datang dari jauh
sejak pukul lima sore ia telah duduk di teras rumahmu. Menunggu. 

Setelah dihajar panas kota ia mengusap peluh
tanpa mengeluh. 

Ia sabar menunggumu, 
setelah tiba ia mengetuk pintu dan disambut ibumu:

"Ia sedang keluar saat ini. Mari masuk ke ruang tamu." 

Ia menolak halus dan memohon diizinkan duduk di teras depan rumahmu. Menunggumu. 

"Ia akan tiba suatu waktu."
Ujar ibumu. 

Dan Ia terus menunggu sampai gelap malam habis diusir lampu. 

Kamis, 02 November 2017

Saksofon

Ia selalu akan mengetuk pintu jika kebetulan hadir di depan kamarku sebelum kemudian diam-diam masuk ke dalam saat aku tak melihat lalu memandangku dan memintaku memainkan lagu yang sama berulang-ulang sebelum menghentikanku dengan sentuhan lembut jemarinya di atas saksofonku sembari tersenyum lalu pulang sebelum pagi tiba. 

Dan aku hanya menunggu waktu tiba sampai ketukanmu terdengar lagi pada suatu malam entah seberapa lama

Rabu, 01 November 2017

Pohon Apel

Pohon Apel pun masih mengeja namamu
pada cuaca-cuaca tidak tahu malu
di kota kita setiap malam Rabu
dan setiap Sabtu.

Selasa, 17 Oktober 2017

Lelaki Bekerja

Ada pilihan tak terhingga yang kini mencegahnya untuk tidak pulang sebelum jam makan siang menemuimu lalu memutuskan untuk berhenti bekerja dan tidak akan sekalipun menyentuh kertas-kertas usang di meja kantornya lagi.

Tapi ia masih disini kan? Dan kamu masih bekerja. Ia hanya menanyakan kabarmu sekilas, mengucapkan selamat beraktivitas lalu berharap pada tanggal 25 (lebih cepat jika tanggal 25 kebetulan jatuh pada hari Sabtu Minggu atau hari besar negara) gajinya akan masuk ke rekeningnya.

Disimpannya foto Polaroidmu yang sedang menari di acara tujuh bulanan keponakannya beberapa bulan lalu dan ia merasa semua akan baik-baik saja. Kalau rasa bosan sudah memuncak, ia akan turun ke bawah, menghisap rokok, dan jika beruntung ia bisa menelepon dan berbicara denganmu.

Jika sudah tidak ada email yang masuk atau bosnya menyuruh ia lembur, ia akan pulang seenaknya meninggalkan meja kantor yang berantakan karena ia tahu esok pagi ia akan kembali, mengulang rutinitas yang sama, dan pulang dengan meja yang sedikit lebih berantakan dari pertama kali ia masuk kerja dulu.

Jumat, 13 Oktober 2017

Seiras

Ada seseorang yang duduk di kursimu dan ia hampir dirimu
dengan bola mata hitam sekelam malam, nyaris seperti milikmu
dengan bayangan janji-janji bermain tenang dikelopak matanya, menyerupai dirimu.

Aku melihat dirimu dengan aromamu di bangkunya, tapi ia bukan dirimu.

Rabu, 04 Oktober 2017

Mendengar dirimu tertawa

Mendengar dirimu tertawa membuatnya mustahil untuk tidak berpikir bahwa dirinya adalah bagian penting yang membuatmu tertawa, dengan tertawa serupa malam-malam yang ia habiskan berkelana seorang diri dengan isi perut sudah terkuras habis beberapa hari lalu dan ia hanya mampu memandangi rembulan kemudian alih-alih membayangkan tentang keindahannya ia hanya mampu berpikir betapa indah jika ia bisa mati sendiri malam ini, dibawah rembulan lalu pagi tiba dan ia akan ditemani mentari sampai ditemui oleh seorang petani yang kebetulan akan menggemburkan tanah dengan kotoran kerbaunya yang ia warisi dari ayahnya lima belas tahun lalu dan seperti dirinya kini kerbau itu mulai sakit-sakitan dengan kotoran dibercaki darah semerah dahak yang keluar dari tenggorokannya sendiri saat ia terbatuk-batuk dan mengerang memecahkan segelas air putih yang ia coba ambil setengah mati jam dua malam, beberapa jam sebelum ia akan menemui sesosok mayat dalam perjalannya mencoba menggemburkan kebun kacangnya yang sudah beberapa tahun ini dirasa semakin sedikit jumlah kacang yang ia hasilkan.

Selasa, 26 September 2017

Ulysses

Ia rasa kamu masih tercium seperti saat kalian bertemu beberapa minggu lalu kemudian berpisah di pantai karena kamu harus pergi ke rumah sedang ia hanya mampu diam saja di pantai sampai malam hampir tiba tak bisa mencegahmu pulang dan membayangkan serta mengingat betapa aroma rambutmu saat kalian berdua saja di pantai tadi yang terasa seperti aroma musim panas yang takkan pernah berakhir sedang ia sedari tadi hanya tersenyum seharian seperti orang tolol menyaksikanmu bermain air di laut selaiknya putri duyung yang seakan diciptakan hanya untuk tampak sedemikian indah di laut dan tersenyum mesra menatapnya yang memandangmu dari kejauhan dan berpikir betapa ia beruntung bisa berada denganmu saat ini walau ia tahu benar bahwa kamu akan pulang sebentar lagi dan kalian tidak akan bertemu sampai beberapa minggu lagi.

Dan aromamu masih seperti itu betul aroma musim panas yang mengingatkannya pada saat ia masih sembilan tahun dan bermain di halaman rumahnya betul  dan mengingatkannya akan cerita-cerita tak kunjung habis dari televisi tentang Lassy yang bermain di Andes betul dan membuatnya berpikir  tentang betapa menyenangkannya jika ia bisa bermain di tempat yang lebih dingin dari halaman rumahnya tempat ia bermain saat ini betul aroma yang sama seperti saat ia pergi ke rumah kekasih masa kuliahnya dulu dan ia mengeluarkan bolu pandan bersalut coklat yang ia yakin pernah ia rasakan walau dalam hati ia juga yakin tak pernah ia rasakan bolu pandan seenak ini. Betul

Jumat, 22 September 2017

Membaca puisi seorang gila

"Karena matahari terbit makanya aku terpesona..."

Karena aku ada di mana-mana makanya aku bisa berada disini membaca puisi seorang gila untukmu. 

Dan bisa segila apa orang jika ia mampu menulis puisi seindah ini? 

Minggu, 17 September 2017

Melihat semuanya berakhir

Jika diizinkan olehmu maka ia akan hadir terakhir kali di depan pintu. 

Bukan untuk berharap hati akan terbuka selalu, atau kamu yang selama ini menunggu sepanjang waktu. 

Ia hanya ingin bertemu denganmu, melihat semuanya berakhir 

Senin, 11 September 2017

Hadir Dalam Mimpimu

Ia akan hadir dalam mimpimu,
menjelma menjadi belukar liar di ujung jalan aspal dan diam saja seperti batu.

Ia akan hadir dalam mimpimu, sungguh.
Berubah akar darn arang, mencoba mengayuh sepeda dan jauh berlabuh

Ia akan hadir dalam mimpimu, mungkin.
Terdiam di atas air terjun, menghitung mimpi mengiris ingin.

Ia akan hadir dalam mimpimu setelah lewat pagi dan kamu ingin menari.
Tapi tidak malam ini

Sabtu, 02 September 2017

Yang buta

Yang buta tentu tidak bisa melihat hujan namun dingin tetap mampu menusuk kulit. 

Lalu bagaimana yang buat dan mati rasa? 

Tentu ia tetap bisa mencium aroma air menggerus tanah

Rabu, 30 Agustus 2017

Orang ketiga tidak tahu segala

Kamu selalu berbicara seperti tokoh utama suatu drama tragedi yang sedang bermonolog dan bercerita pada sudut pandang orang ketiga tidak tahu segala, 

"Dan kalau penulis drama kita adalah penulis drama yang baik, kita akan baik saja," 

Ujarku saat kusinggung pemikiranku padamu. 

Kamu diam dan menghembus nafas bercampur sisa-sisa asap rokok yang masih berserak di paru-paru. 

"Kalau penulis drama kita adalah benar penulis drama yang baik, aku harap..." 

Kamu kemudian berhenti. Seperti tidak ada apa-apa kamu lanjut membakar rokok yang terputus dan diam saja menghisap udara bercampur nikotin.

"Aku harap apa?" Desakku tak sabar. 

Kamu tersenyum, 

"Aih, Sayang. Tokoh cerita yang baik tak pernah membocorkan cerita pada para pembacanya." 

Selasa, 29 Agustus 2017

Hingga subuh hampir tiba

Tapi ia masih merindukanmu dengan rindu yang ia simpan diam-diam dibalik kaki-kaki meja dan kisi-kisi pintu. 

Dan dengan setiap dentuman jendela yang menutup serta nyanyian burung parkit yang tertahan di kerongkongan, dengan baik ia sembunyikan rindumu hingga tak mampu ia temui sepanjang siang saat ia sibuk bekerja. 

Namun saat malam tiba, rindu itu keluar tidak tahu malu membangunkannya saat ia setengah tertidur dan enggan membiarkannya terlelap sampai subuh hampir tiba. 

Dan saat pagi tiba, rindu itu akan diam saja membiarkan nya terduduk memakan asap untuk sarapan lalu bekerja dan makan siang sambil bersiap untuk muncul malam lagi dan menemaninya hingga subuh hampir tiba. 

Dan begitu seterusnya. 

Kamis, 17 Agustus 2017

Bahasa buatanmu sendiri

Bicara tentang kebahagiaan bagimu membuatku belajar menggunakan bahasa buatanmu sendiri sementara membiarkan kata-kata yang mengalir menggantikan perasaan.

"...dan walau sekarang sudah pukul sebelas malam aku kamu kita mereka masih pula enggan tertidur."

kita biarkan anak-anak kita kelak dirawat sore dengan cukup baik hingga mereka besar sebelum tengah malam sedang kita akan keluar pukul Dua belas malam lebih satu menit untuk menari."

Dan seperti biasa aku tak mengerti. Kamu hanya terdiam di bangku penumpang menyandarkan kepala pada bahuku sementara aku berpikir hendak kemana kita malam ini.

Sedang malam semakin panjang dan cerita kita akan semakin pendek. Aku melihat ke trotoar,

"Ciranai." katamu.

Aku mengerti tak mengerti bahasamu lagi. Aku mencoba tak peduli tapi bagaimana mungkin aku tak peduli padamu?


Senin, 14 Agustus 2017

Reruntuhan

Jatuh cita di pelukan bola matamu
Ia berkata, 
"Aku batu setiap malam sebelum pagi sesudah siang." 

Dan apakah ada yang masih bercerita tentang kelopak mata dan betapa jarak antara bola mata dan horizon mendadak bisa terasa tak terhingga. 


Rabu, 02 Agustus 2017

Melihat langit Jakarta

Untuk apa tengadah setiap malam dan hanya mampu melihat belantara baja di sepanjang panorama? 

"Untuk apa kamu tinggal di tempat semacam ini?"
Tanyamu.

Tapi bukankah kota adalah kumpulan kita? Dan di antara kita ada beberapa yang mencintai langit tak berbintang atau berbintang?

Tapi bukankah mungkin jika semua masalah waktu? Dan sekarang bukan waktu yang tepat dan aku bukan mengantarmu pulang pada malam hari dan sisa malam-malam serta siang di sela-selanya

Minggu, 30 Juli 2017

Dendam Laut

Laut, ibumu yang baik kadang menjadi pasang dan memutarbalik kan lambungmu dan mengeluarkan paksa isi sarapanmu tadi pagi melalui kerongkongan. 

Dan ia yang walau baik kadang pula menyimpan dendam yang disembunyikan dibalik deburan ombak dan pandangan rindu orang-orang di atasnya. 

Atas sebuah beberapa ratus lalu, betapa manusia mudah melupakan sedang seratus dan seribu bagi laut hanya sekejap dari keabadian. 

Dan bagaimana rindu dendam yang akan dibayar lunasnya suatu saat, betapa indahnya ia apabila harus hari ini laut tidak menjadi dirinya yang biasa. 

Atau siapa pun yang melihatnya, siapa pun dapat menjadi siapapun, ujar ulinan inangi nya suatu hari. 

Dan laut yang mendendam hanya akan mendengar sayup-sayup ucapan rindumu suatu saat dan takkan disampaikannya pada kekasihmu sebagai ucapan dendam yang disimpannya dalan-dalam

Selasa, 25 Juli 2017

Termasing

Andaikan aku tiba atau tak tiba apa ada perbedaan di aula itu pada hari itu jam itu detik itu sepersekian kedepan mata itu

atau semesta akan begitu dan terus begitu sedang udara hanya kehilangan oksigen dan bertambah seperbagian karbon dioksida

jadi apa ada artinya aku hadir dan tidak hadir? Sedang kita selamanya berkendara di antara dago atas sampai perempatan dago bercerita tentang yang sudah-sudah. 

Dan sudah dipersiapkan bagi termasing-masing kita masa depan sendiri-sendiri. Apa beda ucapan selamat yang tak sempat diutarakan atas masa depan masing-masing kita? 

Dan satu-satu impian yang pernah ada berganti dengan impian yang baru. Dan sesekali mengenang rindu selamanya akan menyenangkan selama tidak berubah menjadi candu

Merah Muda

Andaikan yang berekor tidak berekor dan yang bertanduk selamanya bertanduk apakah ada perbedaan antara yang berjalan atau sedang terduduk? 

Dan bukankah kosa kata Bahasa Indonesia sedemikian terbatasnya hingga kamu hanya mampu membuat Rima yang begitu-begitu saja. 

Andaikan yang berpuasa tidak berpuisi dan yang menunggu akan selamanya menunggu apakah ada perbedaan yang terus melangkah dengan yang diam saja menunggu badai reda? 

Dan bukankah puisi bisa semembosankan itu sehingga kamu hanya mampu bercerita tentang hal-hal yang sama berulang-ulang?

Minggu, 23 Juli 2017

Puisi atas nama malam

Telah dinisbahkan malam atasmu dan semua kata-kata yang hadir setiap saat kamu keluar dan menatap pohon palem yang tak bergeming walau angin telah tiba sedari tadi. 

Dan beberapa hasta jarak antara indramu dan kelingking jemarimu membuatmu sepenuhnya tersadar bahwa tak pernah ada yang benar-benar mampu untuk menjadikan malam lebih dari malam daripada fajar yang hampir hadir. 

Dan di balik selimutmu kamu mengulang-ulang kata penutup malam hari dan menjadikannya upeti murah untuk mimpi indah sampai ia terbangun lagi

Jumat, 21 Juli 2017

Bara Api

Bara api yang membakar kelopak mata kanan mu perlahan mulai menghanguskan perlahan bola matamu sedang kamu masih tertidur sampai alarm sunyi membangkunkanmu pukul setengah tiga pagi dini hari nanti. 

Dan kamu terbangun, dan matamu terbakar, dan semua mendadak tampak cerah. Siapa sangka jika seluruh warna adalah hitam jika kamu perhatikan baik-baik. 

Siapa sangka pagi akan tiba walau kamu tak ingin ia baka. Padahal kamu kami ingin tertidur dan terbangun seberapa kami kamu suka dan tak perlu memperdulikan efek jangka panjang dari tertidur melewati subuh. 

Dan bara api yang perlahan-lahan menghasutmu untuk terbangun pun tak mampu berbuat lebih banyak. Perlahan lahan ia menembus tengkorakmu, menyayat syaramu lalu memeluk mesra otakmu yang enggan dilepaskannya untuk pergi

Rabu, 28 Juni 2017

Never m(eant)ind

Telah didekasikannya olehnya suatu lagu dalam suatu daftar putar di pemutar musiknya menjadi lagumu dan milikmu saja.

Ia tahu karena lagu seperti mesin waktu perasaan. Ia akan ingat suatu malam saat ia berkendara sendiri, hujan rintik-rintik menutup kaca mobilnya dan ia berpikir tentangmu dan kamu saja. 

Dan nanti jika lagu sudah habis, ia akan kembali bekerja begitu saja atau habis meneguk segelas kopi diatas meja

Sabtu, 24 Juni 2017

Bumi kesekian


Pada malam itu akhirnya ia yakin juga bahwa memang tak pernah ada kita di dunianya saat ini. 

"kamu tahu aku tak pernah berkata dusta." 

Tutupnya malam itu. Ia mengangguk sambil mengetuk setir mobil menahan mata yang perih karena asap rokoknya beberapa waktu lalu. 

Diantarkannya kamu pulang lalu ia berandai di bumi keberapa mereka berdua saling berpelukan dan meyakinkan satu sama lain bahwa semua memang baik-baik saja saat mereka berdua dan ia tak pernah sendiri dalam pikirannya. 

Dan saat ia sadar bukan di bumi yang ini mereka berdua, ia banting setir menuju rumah dan tertidur lelap sampai subuh hampir tiba

Kamis, 22 Juni 2017

Valles Marineris

jadi kamu harus berani menahan air liur dan menegak darah jika perlu,
di sekeliling hanya mengangguk. kamu hanya menggeleng tak percaya, sejauh itukah antar bumi dan semesta?

tapi pada akhirnya kamu tiba pula di tempat tak bernama dan karena itu kamu bisa menamakannya sesukanya,

"Malam ini aku seperti Columbus, menjelajah dunia baru dan ini adalah Indiaku."
gumammu dalam hati. kamu tak ucapkan kepada siapapun, kamu tak ingin disangka megalomania tua seperti dirinya sebenarnya.

Senin, 19 Juni 2017

Puisi tentang bola mata

tentang bagaimana kalau suatu ada sesuatu atau seseorang yang diam-diam memata-matai bola mata indahmu tak pernah sedikitpun terbesit dalam pikirannya walau sekejap,

ia akan pulang sore hari, lalu tertidur pada malam hari, bekerja pada hari-hari dan begitu seterusnya.

apabila sempat pada setiap sabtu dan minggu atau salah satu dari kedua hari itu, ia akan keluar dengan sepedanya dan berkhayal dirinya saat ini adalah dirinya saat masih duduk di bangku kelas satu sekolah dasarnya dulu yang masih berkhayal bahwa sepedanya adalah sepeda terbang dan jalan raya tampak seperti angkasa yang ramah.

dan saat sudah berakhir bahagianya yang sebentar itu, akan pulang, membasuh kaki dan wajah seperlu sebelum tertidur untuk bekerja lagi senin nanti.

dan apabila ia tak sempat memperhatikan hari apa hari ini, ia hanya perlu mengeluarkan handphonenya dari saku dan mengecek sekilas hari yang terpampang jelas di layar utama handphonenya sambil membiarkan pesan, "Bagaimana kabarmu sekarang?" tetap tak terbaca. pesan sama yang sudah berhari-hari mengerak di layar notifikasi handphone nya.

Ia hanya akan pulang, mungkin mendengarkan Coldplay dan Radiohead di atas sepeda motor dan merasa tidak ada apa-apa di semesta selain ia, jalan raya, dan suara-suara.

ia tak harus dimana-mana, pekerjaan memberikannya perasaan bahwa ia berarti dan itu lebih dari cukup. cicilan motornya sudah lunas bulan lalu, kosannya sudah dibayar untuk tiga bulan ke depan, ia tak butuh apa-apa saat ini, dan bukankah itu membuatnya orang paling kaya  (di pikirannya) saat ini?

ia tak perlu mengirim pesan padamu untuk mengajakmu berkencan. ia hanya akan menunggumu sampai kamu bosan menunggu lalu meneleponmu dan seperti menang lotere (begitu ujarnya sendiri, kamu berani bersumpah) ia bahagia saat mendengar suaramu. 

dan kamu harus pulang sedang ia selalu ingin pergi. jadi mungkin suatu titik di suatu hari kalian akan bertemu saat ia hendak ke barat dan kamu hendak ke timur. lalu kalian menanyakan kabar dan mendadak semua menjadi kabur.

tentang kota, tentang negara, tentang segala sesuatu yang ada. tentang kalian yang tak pernah ada, pembicaraan omong kosong di dalam kereta waktu malam sudah tiba dan nyanyian bisu yang kalian nyanyikan berdua.

dan apakah ia harus tetap menunggu? tentu tidak perlu.

apakah yang perlu diingat oleh seorang bisu yang belajar bernyanyi? atau bahasa isyarat apa yang harus di pahami oleh si buta. kalian berdua selalu bisa menceritakan tentang segala sesuatu dengan tidak indah. siapa yang butuh indah jika kamu berada disampingnya sudah membuatnya sedemikan bahagia (begitu ujarnya sendiri, kamu tidak berdusta)

telah habis malam dan kini fajar akan tiba. kamu selalu ada dimana-mana termasuk pikirannya. sekejap kamu menjelma mimpi indah saat ia terbangun dan akan Shalat Fajar. dan bukankah kamu harusnya selamanya akan harus seperti itu? 

Kamis, 15 Juni 2017

Segelas waktu

Ia akan tetap memesan segelas waktu di warung kopi dekat rumahmu setiap muncul kelabu 

Dibiarkannya waktu perlahan-lahan ludar dan menjelma menjadi kopi hitam pahit yang ia teguk terperlahan. 

Sebagai ganti mimpi indah yang semestinya ia bisa dapatkan malam ini, ia akan ditemani dengan imajinasi nya tentangmu yang hadir di seberang bangkunya yang kosong dan mulai bercerita tentang seribu kota dari ratusan negara yang terlalu kultus. 

Dan itu lebih dari cukup. 
Dan itu baik, lebih dari baik. 

Zona waktu serangga satu spesies

Nona di Barat, adakah perbedaan zona waktu yang dirasakan semut-semut yang walau berbeda tapi masih satu spesies yang sedari tadi mondar-mandir di tembok kamar kita satu sama lain?

Ataukah zona waktu hanya milik kita para manusia? Dan semut atau serangga walaupun satu spesies dan tinggal dalam temboknya termasing hanya memiliki untaian harap serupa biji tasbih dalam sungutnya. 

Nona di Barat dan Tuan di Selatan, apakah jalanan dan harap hanya pernah menjadi milik salah satu dari kalian sedang salah satu berharap bahwa rindu bukan serupa karet gelang yang terulur sesalah satu jemari nona atau tuan? 

Dan walau kalian masih satu spesies, apakah ada benar-benar individu yang mampu merasakan sesama dan rindu yang identik? 

Selasa, 06 Juni 2017

Lelaki di atas bukit

Pada saat aku menulis ku sebagai ku dan mu sebagai mu dan bukan sebaliknya,

"Kita serupa Konstelasi, Sayang. Sayang kita tak pernah lebih dari ini."

Bagaimana cara menghitung bintang-bintang di angkasa dan jumlah bebatuan di atas bukit. Karena bukit terlalu luas dan kamu terlalu jauh sedang pikiran terlalu sempit.
Dan kamu terlalu jauh sedang aku terlalu ingin sendiri dan bayangan tentang kita serupa angan-angan tak pernah tercapai pada suatu hari.


Kamis, 18 Mei 2017

Seberapa jauh

Seberapa jauh kamu pergi kamu harus sampai di tempat yang sama pula, kamu bukan Salmon, betul, tapi kamu kami manusia serupa pelaut. 

Seperti Magellan, kamu akan pergi terlalu ke barat sampai kamu sadar bahwa kamu sudah sampai di timur. Lalu kamu bertanya pada dirimu sendiri:

Kalau aku pergi tanpa pernah ingin kembali, apakah akhirnya aku akan tiba di suatu tempat yang bisa kupanggil rumah? 

Rabu, 17 Mei 2017

Malam saat kamu menemukan fotomu berdua dengan Ibumu

Sekuat-kuatnya dirimu malam ini, semua air mata tumpah juga saat tak sengaja kamu temukan SD card dari kamera sakumu yang sebenarnya kamu sudah lupa bahwa pernah memilikinya. 

Dan hanya butuh seketika untuk membuatmu sadar bahwa pada akhirnya kamu hanyalah bocah lelaki kecil yang selalu merindu ibunya. 

Berada dimana

Belum saatnya kamu pulang, saat ini kamu akan berada dimana-mana dan aku hanya mampu berandai ada apa di seberang meja dan seberapa jauh Indonesia dengan dunia. 

Lalu dengan cerita yang semestinya masih sempat kamu kumpulkan, kamu akan bercerita saat kamu sedang menjelajah Sahara dan berada dimana-mana. 

"Aku menikmati para lara."

Ujarku sendu sambil menutup buku. 

Dan sayangnya kamu ada berada dimana-mana kecuali disini

Senin, 15 Mei 2017

Sisa Abu

Sisa abu yang masih terbakar nyala api di asbakmu kamu anggap sebagai asap dupa yang membumbung di antara mu dan langit semesta
Lalu kamu katupkan dua tangan dan mulai berdoa sambil berkata:

Malam-malam pukul dua pagi seperti ini selalu mengingatkanku akan ibuku. Berikan yang terbaik baginya karena ia telah memberikan yang terbaik bagiku. 

Dan bagiku, berikan apapun asal itu atas ridha-Mu

Rabu, 10 Mei 2017

Gerimis pertama bulan Juni

telah kudapati air mata terakhir yang kamu teteskan malam itu saat gerimis pertama bulan Juni tahun ini

Menjadi dirinya

ia telah lama lupa bagaimana rasanya menjadi dirinya
sedang jalan menuju pulang semakin panjang, apa jadinya jika pada suatu malam ia akan terbangun dan menatap dirinya sedang tertidur dan dirinya hanya mampu melihat tak percaya.

ia yakin ia pernah menjadi dirinya suatu ketika
tapi ia lupa.
dan bagaimana seseorang bisa menceritakan sesuatu yang ia sendiri tak benar-benar yakin pernah ada?

jadi sementara ia dalam keteduhannya sendiri, ia tidak perlu lagi jauh-jauh memikirkan tentang seperti apakah sebenarnya dirinya saat tidak ada orang memperhatikan dengan seksama.
apakah dirinya saat ini adalah dirinya? bukankah dirinya itu selalu dirinya walau berubah?

dan pertanyaan-pertanyaan serupa itu memberondong pikirannya saat belum habis sendiri dan segelas kopi
dan ia akan terus mengulang cerita-cerita yang dibentuknya sebagai ingatannya. dan jika suatu saat ia benar-benar percaya, bukankah ia telah, sedang, dan akan selalu menjadi dirinya?

Senin, 08 Mei 2017

Eurydice

ia harus pulang. Eurydice harus pulang semalam sebelum ia diikat dan dijadikan pengantin yang baik bagi maut oleh bisa ular sore itu.

jadi ia tidak pulang pada itu malam lalu merubah semua suasana menjadi mencekam.

"Harus apa suami yang ditinggal istrinya mati?"
Tanya Orpheus.

Dewa-dewa yang terkadang baik, membiarkannya mengembara pada barzah:

"Harus apa suami yang ditinggal istrinya mati selain harus mati?"
Tanya Orpheus.

Maka Eurydice, kekasihnya yang baik, dibiarkannya ikut Orpheus sampai keluar.

"Kalian akan selamanya jika mau bersabar sebentar saja"
Jawab Dewa-dewa.

Tapi siapa yang mampu bersabar sementara ketika pernah merasakan duka ditinggal kekasih sejatinya?

Sabtu, 06 Mei 2017

Meja ini telah dipesan

Telah kupesan satu meja di restoran favoritmu untuk kita berdua selamanya. 

Jadi tidak akan ada orang selain kita yang boleh duduk disana. 

Aku bisa saja datang setiap pagi dan malam setelah bekerja. 
Kamu bisa saja datang setiap siang dan tengah malam sebelum ke rumah. 
Tak masalah. 

Lalu kita  bisa datang setiap minggu pagi Berdua, bicara dan bercerita tentang suatu ketika

Kamis, 27 April 2017

Yang tak pernah terjadi

Bukankah lebih baik jika kita melupakan:
tentang hal-hal yang pernah diucapkan saat:
kita di mobil berdua membicarakan tentang jalan raya, di restoran berdua membicarakan tentang masa depan, di rumahmu membicarakan tentang masa lalu. 

Jadi kita tak perlu menyalahkanku atau menyalahkanmu tentang apa yang akan terjadi lain waktu. 

Kita takkan bisa merindukan sesuatu yang kita lupakan kan? 

Selasa, 25 April 2017

Menunggu tak menunggu

kalau kamu yang pulang hari ini adalah kamu yang sama dengan kamu yang pergi beberapa puluh hari lalu maka seharusnya kamu tahu bahwa aku takkan pernah menunggumu kembali pulang setelah diam-diam pergi di subuh hari dan kembali pulang setelah beberapa puluh hari kemudian.

tapi kamu yang hari ini pulang bukanlah kamu yang beberapa puluh hari lalu. kamu selalu datang lalu pergi lalu datang lalu pergi dan berganti kamu dengan kamu yang lain.

"berpergian selalu berubah manusia," ujarmu. keluhmu mungkin. aku hanya terdiam setiap kamu bercerita tentang trotoar dan udara yang penuh dengan riak dan ludah mengering.

mengapa pula aku harus memberitahukanmu kapan aku pergi dan kembali? tanyamu.
entah, jawabku.
guraumu membuatmu berujar:
"akhirnya toh aku pulang. apa bedanya aku berada dimana diantara pulang dan pergi?"

aku tak tahu, ujarku. sungguh aku tak tahu.

jadi kamu bisa saja saat ini berada di Sydney dan saat kamu membuka sandwich murahan di bangku taman kamu sebenarnya berpapasan dengan mantan kekasihku dulu yang sedang berada di Sydney juga.

atau kamu bisa saja sedang berada di Laomedeia dan aku tak tahu harus bagaimana kecuali mengirim pesan lewat radio dengan kecepatan nyaris sama dengan kecepatan cahaya di ruang hampa menanyakan apakah Neptunus tampak berbeda dengan yang selama ini kamu bayangkan di otakmu?

dan kamu pulang tak pulang pun aku tak tahu harus terus menunggu tak menunggu

Selasa, 18 April 2017

Semua wajah

Pada akhirnya semua wajah yang pernah, akan, dan sedang kamu lihat akan pelan-pelan berubah menjadi suatu wajah yang kamu yakin kamu takkan pernah, akan, atau sedang kamu lihat. 

Kamu kira pernah melihat wajah serupa itu di jalan, tapi kamu tak pernah. Tak pernah akan temui pula wajah serupa itu jikalau kamu akan pergi ke suatu tempat yang tak pernah kamu duga pernah ada sebelumnya. Atau saat kamu sedang duduk sendiri, membayangkan suatu wajah dan terdiam sendiri membayangkan suatu wajah. 

Dan diam-diam kamu berharap bahwa semua wajah yang kamu temui tak pernah mengingatkannya akan wajahmu sore itu

Kamis, 30 Maret 2017

Lamaran

Diseberangku kamu tersenyum malu-malu sedang aku gelisah memainkan jemari.
Ayahmu sesekali menatapku tapi ia lebih suka memandang pintu malam ini. 

Ibumu hanya diam menunggu bicara. 
Sedang aku hanya berani menatap masa depan jauh disana

Selasa, 28 Maret 2017

Darah di udara

Pada akhirnya aku tak mampu menjelaskan hal-hal yang tidak pernah mampu untuk jelaskan juga. Otakku berhenti dan jantungku memompa darah ke udara.

Saat lapis demi lapis nyawanya mulai terkikis, ia merasa mendengar suara.

"Selamat malam..."

Ada beberapa hal yang terucap sebenarnya tak bermaksud apa-apa

lalu pada malam-malam serupa pada malam-malam yang pernah ia habiskan saat kamu tertidur dan ia hanya mampu menatap langit-langit kamar dan berpikir sedang apa ia saat ini jika ia tidak ada berada disampingmu yang sedang tertidur lelap,

ia memikirkan tentang malam-malam yang ia habiskan saat ia bersama dirimu dan betapa menyedihkannya sisi kiri kasurnya yang kosong sehingga tampak lebih dingin dari biasanya. Dan kata-kata serta kalimat yang terucap pada saat mereka berpisah. Ia tahu ia tidak harus meminta maaf, untuk apa meminta maaf pada hal-hal yang membuat dirinya menjadi dirinya? Tapi ia tahu pasti jika memang meminta maaf bisa mengembalikannya sejengkal lebih dekat denganmu ia takkan perlu untuk membuan waktu sepersekian detik untuk berpikir untuk mengetuk pintu rumahmu dan meminta maaf atas kata-kata yang pernah terucap yang sebenarnya tak bermaksud apa-apa.

Kamu pergi hari ini

saat kamu mendengar dentuman pintu yang kamu tutup dari punggungmu, kamu berujar sendiri:
"aku akan pergi. Aku harus pergi."

Dan kamu saksikan mendadak dunia terasa begitu indah. Kamu bisa mencium bunga bakung dan tulip ribuan kilometer dari depan teras rumahmu saat ini. Kamu berpikir sendiri pada dirimu:
"aku akan pergi. Aku harus pergi."

Dan kamu pergilah. Kamu tak sedang merasa bosan berada dimana-mana, kamu hanya harus pergi. Kamu tidak pergi ke mana-mana, kamu hanya sedang ada di perjalanan.

Kamu harus pergi. Kamu pergi hari ini.

Rabu, 15 Maret 2017

Mercusuar

Aku tidak akan selalu ada dimana kamu berada tapi aku akan selalu disini saat kamu tiba,

kamu tak perlu bercerita tentang:
kenapa kamu pergi
kapan kamu tiba disini
apa kamu harus kembali
bagaimana cuaca hari ini
mengapa kamu hanya duduk terdiam sendiri

Selasa, 14 Maret 2017

Apakah aku akan hadir dalam puisimu?

Mungkin karena kukira kamu sudah tertidur di bangku penumpang, aku kemudian bersenandung sambil menatap jalanan

"Entah mengapa aku tak percaya saat kamu mengatakan bahwa kamu pernah menjadi vokalis tapi kini aku mulai percaya..."

Garis putih jalanan menyala terangku tersenyum mendengar suaramu.

"Ada banyak hal yang tidak kamu percaya tentangku tapi aku tak pernah berbohong padamu."

Aku tak melirik tapi kukira kamu tersenyum. Aku menghentikan nyanyian dan berpikir tentang jarak dan kilometer dan betapa jauh sebenarnya 200 meter dan 1 kilometer yang silih berganti. 

"Teruskan tidurmu, kubangunkan jika sudah tiba dirumahmu."

Kamu menggeleng. 

"Aku tak bisa menyetir tapi paling tidak aku bisa menemanimu di jalan."

Aku mengingatkan tentang urusanmu esok pagi tapi kamu hanya tersenyum. 

"Apa aku akan menjadi suatu kisah dalam puisi-puisimu?"

Aku terdiam. Mungkin suatu saat jika kita sudah takkan pernah bisa bertemu lagi, dirimu akan muncul pada awal, tengah, akhir dari suatu puisi.

Siapa sangka puisi itu adalah puisi ini? 


Senin, 13 Maret 2017

Pesawat menuju Pekanbaru

dalam ingatannya ia sudah beberapa ratus kali berada di pesawat tapi ia tak pernah merasa nyaman pula

ia selalu menampik gula-gula yang ditawarkan pramugari dan sibuk menatap jalanan lepas landas pesawat 

pesawat seperti mesin waktu, ratusan kilometer yang dulu ditempuh berbulan-bulan mendadak ditempuh dalam hitungan jam bahkan menit

ia berkata pada dirinya sendiri, 

"Ia akan baik-baik saja, pesawatnya akan membawanya ke suatu tempat. "

Senin, 06 Maret 2017

Hio dan Taffy di ruang tamu

kamu menyilakanku masuk maka masuklah aku.

"Di atas meja ada Hio dan Taffy, silakan pilih salah satu." ujarmu

Aku melirik jam dinding dan berpikir bahwa aku harus pulang padahal baru juga aku tiba disini.

"Aku harus pulang..." ujarku cepat

Kamu mengangguk.

"Hati-hati, jalanan tak pernah hafal namamu."

Aku mengangguk.

Lalu aku pulang. Aku nyalakan Hio di atas sepeda motor agar ia mati ditiup angin. Aku kunyah taffy agar habis ia dilumat liur.

Pulang larut malam

kalau kamu selalu pulang larut malam, mana sempat kamu membuka buku membicarakan tentang yang pernah ada dan harus bagaiman sesuatu yang belum ada?

kalau kamu selalu pulang larut malam, mana sempat kamu menyeduh teh Lancaster yang sengaja kamu bawa untuk diminum setiap senja dan menikmati matahari berganti rembulan di angkasa?

kalau kamu selalu pulang larut malam, mana sempat kamu membicarakan mimpi dan harus kemana beberapa tahun lagi?

Berlayar

Kelak kamu akan menjadi karang di lautan, di hempas oleh ombak dan berakhir menjadi makanan terumbu.

Tapi itu nanti, hari ini kamu akan meninggalkan susuan ibumu, melepas tambang dan mengangkat jangkar.

"Angin, burung camar, dan matahari. Bukankah hari ini adalah hari yang indah untuk pergi? "

Kamu nikmati rayuan angin yang mengusap lembut rambutnya, suara ombak meninabobokan telinganya dan rasa garam memanjakan lidahnya. 


Kamis, 02 Maret 2017

Gagarin

Kamu tak perlu mengkhawatirkanku, aku baik-baik saja
Kini jemariku di luar angkasa dan bumi tampak tidak ada masalah. 




Selasa, 28 Februari 2017

Kau dan Hujan

Aku tak tahu kenapa kau begitu menyukai hujan
Saat aku terbata-bata mengeja kata cinta,
Hujan turun kemudian kau tertawa

Disiramnya suka, namun demi siapa?
Sedang aku tak ada apa-apa, untukmu kah? Diriku kah? Kita?
Mengapa?

Dan kau yang menari-nari dibawah guyuran hujan
Dan aku yang duduk dibawah pohon, mengawasimu
Aku takut...

Kita duduk bersampingan, lalu kau pergi menyambut hujan
Lalu kau yang menangis, entah untuk apa
Aku yang duduk tadi disampingmu, kau anggap aku siapa?

Tetapi Tuhan sayang kepada kamu,
diturunkannya hujan agar kamu punya teman
Aku menyerah, bukan waktuku kali ini

Aku takut kamu tersambar petir...

(Okt-08)

Kasa

Ah, aku tak tahu mbah kenapa rasa ini harus ada
Kau bahkan pergi saat aku belum mampu berpikir tentang mimpi
Lalu apa yang harus kukatakan pada ayahku?

Aku masih ingat tentang malam-malam kita keluar bersama
Saat kita tertawakan bintang, dan hanya saat itu dan itu
Langit itu ada, kau ceritakan sebuah cerita padaku
Lalu aku akan menunduk dihadapanmu, menghargai seorang wanita yang pernah dilukisnya mimpi dengan tangan-tangannya

Aku belum mampu lagi berbicara denganmu
Dan demi Tuhan, aku tak pernah mendengar penyesalan dari mulutmu

Ceritakanlah padaku,
kenapa air mata ini terus mengalir?

15 November 2008

Dan Hanya

Dan hanya karena matahari memberimu sinar sebanyak-banyaknya bukan berarti ia mencintaimu

Dan hanya karena hujan menghalangi perjalananmu bukan berarti ia membencimu

Dan hanya karena aku diam saja disini bukan berarti aku ingin kau pergi...

(Jan-09)

Televisi

Selamat malam televisi, ujarmu menyapa. Ia selalu ada didalamnya sampai beberapa detik yang lalu. Lantas tertidur dengan remot masih tergenggam jemari
.
Pagi-pagi benar ia terbangun dan menyadari televisinya menyala semalaman. Ia menggerutu ringan mengingat tagihan listrik yang akan melunjak jika kebiasaan buruknya itu tak dihentikan. Sedetik kemudian ia tak peduli. Beberapa puluh ribu adalah receh baginya.

Ia sadar bahwa dibalik tivi adalah dirinya. Lalu mengasumsikan bahwa semuanya jadi nyata. Semuanya memang nyata, gumamnya. Cintanya adalah arus listrik dengan ribuan getaran yang di terbangkan antena.
Masih kecil ia ketika televisi mengajarkannya cara mengeja.

Dan kini ia menatap satu lawan satu dengan televisi. Ia kalah, tentu saja. Tapi tetap saja televisi membutuhkannya untuk membayar listrik, kan?

(Okt-11)

Sewaktu hujan datang

Sewaktu hujan datang, tiba-tiba bayanganku pergi ke jendela, menyelinap di balik di balik jeruji, kemudian pergi begitu saja lalu kembali saat hujan reda

Sejak saat itu aku tak memiliki bayangan saat hujan.  Karena itu aku malu berjalan dibawah lampu saat hujan dan lebih memilih meringkuk sendiri di dalam kamar

 (Nov-11)

Pukul tiga di Dempo


Siapa sangka bahwa aku masih terbangun? Gila apa kalau tengah malam ini aku masih sempat-sempatnya disangka robot?

Siapa sangka menulis di laptop tidak semenyenangkan dulu? Sudah tak ada morfin, puisi pun mengalir seadanya, kata-kata tertahan di jendela dan enggan keluar.

Esok malam akan kutuliskan sebuah cerita yang takkan membuatmu bosan membacanya

(Feb-12)

Senin, 27 Februari 2017

Memuja kata-kata

Sejak malam itu walau kalian berpisah, kalian telah memutuskan diam-diam untuk tetap memuja kata-kata walau berbeda. 

Ia akan ingat akanmu setiap senja ketika AAR tak sengaja terputar di radio tape mobilnya dan kemudian akan diterjemahkannya dalam puisi dan prosa. 

Kamu akan ingat padanya setiap kamu melihat billboard-billboard yang kamu lalui mengisyaratkan nama sebuah kota lalu diubahnya rindu sesaat menjadi sapuan kuas dalam lukisan. 

Dan ia akan tertegun dan merasa kalah, mana mungkin bisa membandingkan puisi dengan lukisan yang mampu berbicara dengan jutaan kata dalam jutaan bahasa? 

Dan kamu akan menggeleng tak percaya, mana mungkin mampu membandingkan lukisan dengan puisi yang mampu membakar jiwa hanya dengan segelintir kata-kata? 

Dan tanpa kalian sadari kalian tetap memuja kata-kata. 

Selasa, 21 Februari 2017

Mengkhawatirkanku

Kamu tak perlu mengkhawatirkanku, aku akan baik-baik saja. 

Aku tak perlu alkohol untuk membasuh luka. Kamu bisa ambil kasa dan mulai membalut lebam. 

Kamu tetap bisa tengadah dan mengharap impian menjelmakanmu Astronot. 

"Sampai sekarang aku masih berharap jadi Astronot." ucapmu jujur. 

Aku sampai sekarang masih berharap berkelana keliling dunia naik sepeda motor. Toh kita masih sama-sama disini tak berbuat apa-apa. 

Kamu teruskan saja bicaramu pukul sepuluh malam dengan Amerika, aku tak apa-apa. 

Aku akan di paviliun mendengar lagu dan menulis puisi ketika pulang nanti. 

"Sampai sekarang aku masih percaya ada raksasa dibawah jembatan."

Aku sampai sekarang masih percaya kita bisa bernafas di luar angkasa. Toh kita masih sama-sama tak berbuat apa-apa. 

Senin, 20 Februari 2017

Jangan dulu

Tolong jangan hujan dulu, aku enggan berjalan tanpa sepatu sore ini. 

Aku enggan menenteng sepatu, menegaskan tangan mencoba menyentuh gerimis hujan dan menutupi rambut beberapa saat kemudian. 

Aku enggan duduk di rumah, berbaring dan memikirkan semua sambil berharap tidak berasa di rumah saat ini. 

Aku enggan dibayar lunas sepi oleh hujan dan berkata bahwa aku akan berhutang esok lagi

Selasa, 07 Februari 2017

Baik baik

Baik, baik, aku akan pulang. 
Jadi kamu mulai bisa menahan tangis dan sedu sedanmu itu. 

Lalu kamu bisa menungguku di atap dan bercerita tentang dirimu dan kota. Lalu akan memelukmu dan mengatakan semua akan baik-baik saja. 

Baik, baik, aku akan pergi. 
Jadi kamu mulai bisa mengumpulkan air mata untuk tangismu lain kali. 

Lalu jika nanti semua sudah baik-baik saja, aku harap kamu masih mengharapkan baikku hadir di atapmu. 

Jumat, 27 Januari 2017

Setiap senja

Ia hanya ingin menjadi Astronot pada setiap senja sehingga setiap kamu menatap langit pukul lima lima belas sore ia akan selalu ada dalam pandangan mata periferalmu walau kamu tak pernah tahu.

Ia lalu bisa lebih dekat dengan bintang-bintang dan bagai ahli nujum ia bisa menerangkan segala sesuatu tentang kalian setelah mengobservasi pergerakan bintang dan planet. 

Atau setidaknya biarkan ia menjadi astronom yang mampu menduga-menduga kecepatan rotasi bumi dan memastikan seberapa jauh kecepatan cahaya jarak antara dirimu dengan dirinya. 

Atau bila ia teramat sial sekali seperti hari ini, ia ingin diizinkan melihat senyummu walau sesaat. 

Kamis, 19 Januari 2017

Telegram dari masa lalu

Titik

Aku tak tahu apa titik harus dimaknai sebagai titik dalam tanda baca atau murni sebagai kata titik. Siapa pula yang masih mengirim telegram sekarang ini?

Tapi telegrammu benar-benar tiba di meja kerjaku pagi itu. Aku mengerutkan kening, kenapa ada telegram sembunyi dengan tidak baik di kumpulan surat dan gambar-gambar diagram?

Aku membaca sekilas telegram satu kata atau satu tanda bacamu itu dan aku berani bersumpah aku mencium aroma shampomu dari hembusan pendingin ruangan.

"Dunia ini teramat besar, Sayang. Dan kita akan pergi sendiri-sendiri sampai kita harus pulang nanti."

Mungkin itu maksud titik mu. Aku tak tahu. Tak akan pernah tahu.

Jumat, 13 Januari 2017

Dodo Memento

Sejauh apapun kita pergi bersama, pada akhirnya kita akan pulang sendiri sendiri. 

Tutupmu.

Aku tersenyum sebelum kamu menutup pembicaraan. Sesaat setelah itu aku hanya menatap atap tak berujung. Aku berpikir di balik atap ada langit, lalu atmosfer, lalu luar angkasa, lalu alam semesta. Apa aku bagian dari alam semesta atau aku hanya pengobservasi sementara saat ini?

Pikiran itu tepat sebelum kamu memutuskan untuk bekerja lewat tengah malam. Aku lelah ingin tertidur tapi kenapa pula aku harus tertidur saat itu ketika ada dirimu? Aku rasa kita telah membicarakan tentang sesuatu tapi aku lupa. 

Maaf aku berbohong. Aku ingat tentang ceritamu, semua. Aku ingat tentangmu, semua. Tapi aku selalu suka berpura-pura bahwa aku suka berpura-pura.

Aku putuskan untuk singgah walau sejenak. Aku mengharapkan wajah terkejutmu tapi aku sudah terbiasa dengan wajahmu yang seperti itu. Aku hanya ingin berbaring dan membicarakan tentang alam semesta dan Megalodon. Kamu memilih Dodo. Aku tertawa dalam hati dan berpikir siapa yang akan memenangkan pertarungan: seekor Megalodon atau lima ribu Dodo. Sayang tak sempat aku tanyakan saat itu.

Jadi sebenarnya aku datang malam itu tidak berharap apa-apa dan pulang tidak dengan apa-apa. Dan hanya pulang tidak dengan apa-apa yang menjadi nyata.

Alzheimer

Pada akhirnya semua akan menjadi ingatan yang kamu benar-benar tak pernah yakin apakah ingatan itu pernah benar-benar terjadi apa tidak.

Pikiranmu serupa perpustakaan raksasa: besar, menggurita dengan segala cerita. Tapi aku kadang ingin mengingat sesuatu dan tersesat di dalam pikiran semesta.

Semua akan baik-baik saja, toh jika kamu tidak pernah sadar bahwa kamu memiliki Alzheimer, kamu takkan punya cukup waktu untuk mengasihani dirimu sendiri.

Kasihan selalu datang dari sudut pandang ketiga. Sudut pandang orang pertama hanya serupa novel. Kacamata besar dengan kemampuan pembesaran teramat jauh hingga melupakan batas pinggir halaman-halaman buku.

Rasa derita selalu datang dari pikiranmu yang membandingkan sesuatu dengan sesuatu lain. Kalau tak mampu berpikir, bagaima bisa kamu menderita?

Bagaimana bisa kamu merasa tercela terbangun di kasur penuh dengan muntah dan bantal basah dengan air mata?

Kamis, 12 Januari 2017

Pergi sendiri

Ada yang pernah berkata bahwa hanya tinggal masalah waktu bagimu untuk akhirnya pulang setelah pergi sendiri.

Aku tahu kamu akan sungguh kembali. Aku hanya akan tetap di rumah, memandangi jendela menyeduh kopi setiap pagi. Jadi ketika kamu kembali, seluruh rumah akan wangi dan kamu akan berkata pelan:

"Aku berharap tak pernah pergi."

Rabu, 11 Januari 2017

Kita tak berhingga

Ada aku yang teramat mirip dengan aku dan kamu yang teramat mirip denganmu pada suatu tempat yang teramat mirip sini pada suatu waktu yang teramat mirip sekarang pada suatu masa dan suatu ketika. 

Tapi mereka bukan kita. 

Ada kita yang tak terhingga pada waktu yang sama, tapi kita hanya ada pada waktu saat ini

Pada kita yang tak terhingga itu ada salah satu dari mereka yang akan hidup bersama, menanam bensin dan menuai badai. Kita hidup di dalam suatu gubuk usang di kaki Himalaya dan bercanda sambil meneguk kopi. 

Mereka yang teramat mirip kita tapi bukan kita itu adalah sepasang kekasih yang teramat sempurna. Hidup bersama hingga tua dan saat mati nanti warga desa akan mendirikan patung merupakan mereka. 

Tapi kita yang saat ini bukan kita yang itu. 

Kita pada saat ini hanya akan berpapasan di lampu merah. Aku belok kanan, kamu belok kiri. Lalu cerita kita habis sudah