lalu pada malam-malam serupa pada malam-malam yang pernah ia habiskan saat kamu tertidur dan ia hanya mampu menatap langit-langit kamar dan berpikir sedang apa ia saat ini jika ia tidak ada berada disampingmu yang sedang tertidur lelap,
ia memikirkan tentang malam-malam yang ia habiskan saat ia bersama dirimu dan betapa menyedihkannya sisi kiri kasurnya yang kosong sehingga tampak lebih dingin dari biasanya. Dan kata-kata serta kalimat yang terucap pada saat mereka berpisah. Ia tahu ia tidak harus meminta maaf, untuk apa meminta maaf pada hal-hal yang membuat dirinya menjadi dirinya? Tapi ia tahu pasti jika memang meminta maaf bisa mengembalikannya sejengkal lebih dekat denganmu ia takkan perlu untuk membuan waktu sepersekian detik untuk berpikir untuk mengetuk pintu rumahmu dan meminta maaf atas kata-kata yang pernah terucap yang sebenarnya tak bermaksud apa-apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar