Jumat, 13 Januari 2017

Dodo Memento

Sejauh apapun kita pergi bersama, pada akhirnya kita akan pulang sendiri sendiri. 

Tutupmu.

Aku tersenyum sebelum kamu menutup pembicaraan. Sesaat setelah itu aku hanya menatap atap tak berujung. Aku berpikir di balik atap ada langit, lalu atmosfer, lalu luar angkasa, lalu alam semesta. Apa aku bagian dari alam semesta atau aku hanya pengobservasi sementara saat ini?

Pikiran itu tepat sebelum kamu memutuskan untuk bekerja lewat tengah malam. Aku lelah ingin tertidur tapi kenapa pula aku harus tertidur saat itu ketika ada dirimu? Aku rasa kita telah membicarakan tentang sesuatu tapi aku lupa. 

Maaf aku berbohong. Aku ingat tentang ceritamu, semua. Aku ingat tentangmu, semua. Tapi aku selalu suka berpura-pura bahwa aku suka berpura-pura.

Aku putuskan untuk singgah walau sejenak. Aku mengharapkan wajah terkejutmu tapi aku sudah terbiasa dengan wajahmu yang seperti itu. Aku hanya ingin berbaring dan membicarakan tentang alam semesta dan Megalodon. Kamu memilih Dodo. Aku tertawa dalam hati dan berpikir siapa yang akan memenangkan pertarungan: seekor Megalodon atau lima ribu Dodo. Sayang tak sempat aku tanyakan saat itu.

Jadi sebenarnya aku datang malam itu tidak berharap apa-apa dan pulang tidak dengan apa-apa. Dan hanya pulang tidak dengan apa-apa yang menjadi nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar