Sabtu, 22 Desember 2012

Desember yang baik

Dihabiskannya malam-malamnya, fajar-fajarnya, pagi-paginya, siang-siangnya, dan senja-senjanya dengan menulis. Ya, menulis.

Ia menebak cempedak hanyalah kawan lama, tak disangkanya ia bersyukur menyicipinya saat setengah matang.

Bulan Desembernya (ah Desember yang baik) diisinya dengan menulis. Ya, menulis.

Ada dalam harapannya bahwa ia sedang tak berada disini, tapi mau dimana ia tak tahu. Ia tak pernah tahu. Karena itu ia menulis.

Ia berbicara dengan jutaan orang dan tersenyum saat dirasakannya hidup satu-satu. Dalam satu persatu cerita, setiap mulai ia kesal tak hidup dalam masing masing cerita. Namun pada setiap akhir, ia merasa bersyukur ia tetap menjadi ia karena bisa didengarkannya jutaan cerita itu satu persatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar