Jumat, 18 April 2014

Untuk: Anakku

Anakku sayang,
saat kutulis puisi ini kamu belum ada, tapi ada yang takkan berubah:
Aku mencintaimu

Ayahmu ini belum tahu akan jadikah kamu lelaki atau perempuan. Tapi aku akan sayang. Sungguh.

Aku akan berada di rumah sebelum kamu tertidur, mendengarkan cerita tentang permainanmu seharian penuh, menceritakanmu cerita tentang Mahabharata dan legenda, dan diam-diam keluar dari kamarmu saat kamu tertidur.

Nanti saat tengah malam tiba dan ibumu tertidur, ayahmu ini akan diam-diam masuk kamarmu dan mencium pelan keningmu.

Aku harap kamu takkan bosan dengan doa-doa, karena akan kusirami kamu dengannya setiap hari.
Sesekali kamu akan bertemu dengan tantemu, dan kamu akan tahu bahwa ia adalah tante terbaik di dunia.

Kamu harus sayang ibumu. Kamu bisa marah padaku tapi selalu dayangi ibumu. Ucapkan kamu sayang padanya setiap hari. Jangan jadikan penyesalan Ayahmu ini kelak menjadi penyesalanmu.

Kamu bisa jadi penulis terbaik, pelari terbaik, atau penulis terburuk dan pelari terburuk. Terserah. Aku hanya ingin kamu melakukan apapun dengan usahamu yang terbaik.

Anakku sayang. Anakku tercinta. Aku hantarkan rindu dan cinta dari masa lalu. Maaf ayahmu tak pandai berpuisi, aku harap kamu akan lebih baik dari ayahmu ini.

Jadilah lebih baik dari Ayah dan Ibumu dalam segala sesuatu. Dan nanti saat kami tua, kami hanya akan tersenyum saja saat kamu mengunjungi kami sesekali.

Anakku sayang, Aku mencintaimu. Dan Ibumu aku yakin begitu. Jadi kemana pun kamu akan melangkah tolong yakinlah bahwa setidaknya kamu akan selalu dicintai oleh dua orang ini

2 komentar: