Selagi kupanaskan ceret kamu mungkin bisa duduk di kursi dihadapanku menyajikan cerita. Kita bisa bicara tentang angka dan suara, lalu saat cerita mulai habis maka kita bisa mulai menyeduh teh dan tertawa. Bagaimana kabarmu? Kamu masih saja duduk berdua dengan sunyi padahal aku duduk di bangku dihadapanmu. Bagaimana dengan kisah tentang nama? Aku ingat jelas tangisan-tangisanmu malam itu. Dan tanganku yang sebagaimanapun bergetarnya tetap tak mampu memelukmu |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar