Rabu, 19 Agustus 2015

Cerita tengah malam

Kamu tak ingin jatuh cinta padaku, terutama pada malam-malam seperti ini.

Ujarku yang tak pernah kukatakan padamu. Setengah dua belas masih bersiap untuk berdentang dua belas kali di jam yang terduduk diam di tembok atas. Kamu entah dimana, aku sedang berada disini. Jadi begini,

Bagaimana kalau kepada cerita? Bukankah kamu selalu penuh cerita?

Balasmu. Aku tersenyum. Jatuh cinta pada cerita, apalagi yang bisa lebih indah dari itu?

Baik. Jadi pada suatu hari...

Aku bercerita. Tentang suatu hari yang tak pernah benar-benar terjadi. Tentang lelaki yang tak betul-betul pernah ada disini. Tentang wanita yang mungkin hanya hidup di imajinasi belaka. Tapi begitu cerita itu diberikan dan begitu pula cerita akan kusampaikan.

Kamu mendengarkan dengan tenang. Aku tak bercerita tentang naga, istana atau kurawa. Tidak. Aku bercerita tentang bukan apapun. Tentang apapun. Dan tentang sedikit yang pernah terceritakan.

Sedetik sebelum pukul dua belas kamu angkat bicara:

"Ini untuk para pendosa dan tindakan baiknya dimasa depan." ujarmu mengangkat gelas. Aku membalas

"Ini untuk masa lalu, masa depan dan masa sekarang."

Lalu kita tertidur dengan tenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar