Nina kekasihku, mungkin aku tidak akan pulang bulan depan.
Mana mungkin aku pulang dengan rahang terlepas, mata lebam dan wajah yang membiru?
Aku harap kamu terima suratku bulan kemarin serta semoga tukang pos masih sedikit baik untuk tidak mengambil selembar uang lima puluh ribu yang kuselipkan di sela-sela kertas jadi kamu bisa membeli beras atau gincu.
Nina kekasihku, maaf aku tidak akan bisa pulang dua bulan lagi atau bulan-bulan setelahnya. Kamu bisa berkenalan dengan lelaki baru atau menjadi penyendiri seumur hidup.
Tapi kalau kamu masih sisakan rindu untukku (walau sedikit), kamu bisa potong rambut panjangmu dan tinggalkan di atas tanahku.
Bukankah kamu selalu cantik dengan rambut panjang hitam, senyum tanpa gincu dan bola matamu yang menatap mataku tajam?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar