Sabtu, 22 November 2014

Pergi ke istana

Kamu masih saja pergi malam itu.
Aku kira setelah segelas air putih yang kedua, kamu akan meminta kopi dan memintaku mengurungkan niat untuk membakar sebatang kretek. Siapa sangka kamu mendadak harus pergi?

Belum sempat kuceritakan tentang mimpi-mimpi semalam lalu. Apalagi tentang cinta yang mendadak muncul. Kamu hanya berkata pelan,

"Aku harus ke istana, "

Aduh nona. Tidak cukup kah kamu pergi dari halte malam itu? Kenapa pula sekarang kamu harus pergi malam ini (dan malam-malam berikutnya?)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar