Senin, 26 September 2016

Kita suatu ketika

Ia adalah kita pada suatu ketika.

Saat kamu mengangakat-angkat tanganmu membawa kumpulan proses sambil terbingung-bingung harus apa kamu hari ini. 

Kamu bisa saja membakar rokok berbatang-batang sampai habis oksigen terakhir di paru-parumu digantikan  karbon dioksida. Atau kamu bisa kembali terdiam dalam kamar gelap dan kembali menulis surat tentang sesuatu yang pernah ada. 

Atau sebagai aku yang menatapmu dan berpikir tentang apa yang Tuhan pikirkan saat menciptakan sempurnamu. Luar biasa. 

Ia adalah kita suatu ketika. 

Ia sungguhan pergi, 
ujarmu penuh-penuh. Kamu kemudian mengeluh dan memutuskan untuk membiarkan kapal dengan dirinya untuk terus berlabuh. 

Aku kembali terbangun tengah malam dengan lintingan tembakau di tangan dan asap di udara.  Kamu tak pernah tahu tentang segala sesuatu, tapi apa kamu perlu tahu tentang segala sesuatu? 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar