Sendimu dimakan musim nak, dan musim dingin pun belum benar-benar tiba.
Jemarimu yang membeku kini mendesiskan suara rindu terhadap api. Rindu yang sama yang diucapkannya kepada salju di tengah kemarau.
Tulang-tulangmu bergemeretak lirih. Bola matamu melirik ke sana kemari.
Tak lama kemudian kamu tertidur. Esoknya kamu tak perlu terbangun lagi untuk merasakan semua itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar