Aku berandai-andai: bisakah jendela aku anggap sebagai hatimu?
Jika bisa, dengan senang hati akan aku congkel dengan linggis kemudian menyelinap kedalamnya dan takkan pernah ingin keluar
Aku berandai-andai: bisakah tebing aku anggap sebagai hatimu?
Jika bisa, dengan senang hati aku akan melompat kemudian berharap untuk tak pernah jatuh membentur tanah
Aku berandai-andai: bisakah hatimu aku anggap sebagai hatimu?
Jika bisa, aku ingin menghilangkan hatiku, hatimu, lantas menggantikannya dengan hati kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar