Ia bertemu kamu di dalam majalah usang yang tertinggal di kedai
sebulan kemudian ia nikahimu.
Lalu kalian bercerai.
dan ia menikahi bayanganmu selama-lamanya.
Senin, 27 Agustus 2018
Tembakau
menghamba pada dirinya sendiri menjadikan masa yang sekelibat lepas di depan matanya menjadikannya dirinya sebagai dirinya dan yang bukan dirinya sekali pun menjadi dirinya.
Dan ia membakar sebatang rokok malam hari ini.
"Tuanku yang baik, ada perbedaan mendasar tentang Rokok dan Kretek."
Tak ada yang menggangguk. Tak ada yang menggeleng. Semua tak mengerti kecuali dirinya sendiri yang menghamba pada dirinya sendiri.
Tak lantas dibayar dengan tunai penjelasan pada dirinya sendiri. Jadi diam-diam sebenarnya ia tak tahu apa-apa dan dibiarkannya dirinya dibohongi oleh tuannya sendiri.
Masih terbakarRokok Kreteknya dan ia bertanya-tanya mengapa pula masih ia bakar candu tembakaunya
Mungkin karena semua Tembakau sebenar membunuh. Sedang Kretek murahan yang ia beli secara kiloan gelap tanpa cukai ini adalah satu-satunya Tembakau yang terasa memapatkan paru-parumu perlahan.
Dan ia membakar sebatang rokok malam hari ini.
"Tuanku yang baik, ada perbedaan mendasar tentang Rokok dan Kretek."
Tak ada yang menggangguk. Tak ada yang menggeleng. Semua tak mengerti kecuali dirinya sendiri yang menghamba pada dirinya sendiri.
Tak lantas dibayar dengan tunai penjelasan pada dirinya sendiri. Jadi diam-diam sebenarnya ia tak tahu apa-apa dan dibiarkannya dirinya dibohongi oleh tuannya sendiri.
Masih terbakar
Mungkin karena semua Tembakau sebenar membunuh. Sedang Kretek murahan yang ia beli secara kiloan gelap tanpa cukai ini adalah satu-satunya Tembakau yang terasa memapatkan paru-parumu perlahan.
Sungguh
ia pulang pukul setengah satu malam.
sungguh.
seharusnya ia bisa pulang pukul sepuluh, bahkan setengah tujuh.
tapi tidak
ia tetap pulang pukul setengah satu.
ditanya oleh
waktu
dan beberapa kisah masa
lalu.
dan atas nama yang tak bernama ia berani bercerita.
dengan lebam dan patah tulang dihajar
hantu.
dan lalu.
kemudian lalu.
lantas lalu
sungguh.
seharusnya ia bisa pulang pukul sepuluh, bahkan setengah tujuh.
tapi tidak
ia tetap pulang pukul setengah satu.
ditanya oleh
waktu
dan beberapa kisah masa
lalu.
dan atas nama yang tak bernama ia berani bercerita.
dengan lebam dan patah tulang dihajar
hantu.
dan lalu.
kemudian lalu.
lantas lalu
Selasa, 21 Agustus 2018
Genggaman batu
Ketika ia lahir suatu dulu, di masa itu
Dengan genggaman
Batu
Mengetuk pintu-pintu dan harap-harap membawakan puja-puja serupa doa-doa sembari membakar dupa-dupa.
Ia kira tuntas semua pagi itu:
Segala rupa, benci serta rindu.
Semua gala, kelopak mata serta windu.
Dan atas nama doa yang hampir lari dari hbu lidahnya, ia memohon maaf sejujur-jujurnya pada dirinya sendiri.
Sehingga lain kali jika memang benar ia bisa hidup lagi, ia takkan selalu habis dihajar malu.
Langganan:
Postingan (Atom)