maaf...
tidak. Aku cabut kembali permintaan maafku.
Aku sudah begini, Sayang. Dan akan terus begini.
Aku akan pulang ke rumah sebelum pagi dan makan malam sebelum terlelap lagi.
Aku akan terbangun tengah malam, berandai-andai kenapa mendadak jemariku memanjang dan tersadar bahwa aku sedang bermimpi.
Aku akan terbangun tengah hari di keliling gelak tawa dengan cara terbangun yang sebaik-baiknya.
Aku akan tersenyum diatas roda-roda sepeda ya g membawaku ke suatu tempat di peta.
Aku akan tetap menghabiskan waktu di beranda membandingkan masa lalu dan masa kini.
Jadi untuk apa untuk meminta maaf atas hal yang menjadikanku aku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar