Aku mengangguk cepat. Tapi tetap saja aku tak bisa. Aku menggeleng,
"Sia-sia. Lebih baik kamu mengajari bambu menari."
Kamu diam. Aku kira kamu akan tertawa mendengar lelucuonku yang tidak lucu.
Plak.
Kamu tampar aku. Pelan sebenarnya tapi aku terdiam tak percaya. Kamu berkata datar namun dalam,
"Dari seluruh makhluk di dunia, hanya manusia yang mampu menari Salsa..."
Aku mengerti maksud ucapanmu. Aku meminta maaf dan kamu tersenyum. Jemarimu menyentuh pelan bekas tamparanmu di pipiku yang mulai memerah. Kemudian mereka bergerak ke dagu lalu mencium pelan bibirku.
"Tatap aku dan aku saja tapi biarkan telinganu mendengar suara musiknya."
Aku menggangguk lagi. Aku menatapmu dan kamu saja. Rambut hitammu, mata hazelnutmu, senyum serupa mataharimu, semuamu.
Dan semestaku mendadak hanya ada kamu dan musik salsa yang mengalun pelan ditelingaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar