ujarku jujur.
"Oh ya?", pancingmu.
"Ya, aku kira Gerbera hanya julukan yang diberikan oleh Sitor pada si Gadis." Balasku.
"Masuk akal. Tidak ada nama bunga seindah itu di bahasa Indonesia." Jawabmu.
Aku mengangguk. Di tanganku masih tergenggam seikat bunga mawar dan dua kuntum bunga Gerberra di tengah-tengahnya.
"Gerbera serupa matahari," ujarmu.
Aku mengangguk. Bunga Matahari seperti matahari tapi kurasa Gerbera serupa matahari. Apa beda antar seperti dan serupa? Tak sempat kutanyakan karena kamu menanyakan hal yang lebih penting setelah itu.
"Jadi kenapa kamu berikan seikat Mawar dan dua Gerberra padaku?"
Aku tersenyum.
"Karena Gerberra kusangka tak pernah ada, ternyata ia ada dan seindah ini. Aku rasa hal yang sama berlaku padamu. Aku sangka kamu yang serupamu tak pernah ada, tapi ternyata ia ada. Bukankah kamu serupa Gerbera?"
Aku menjawab panjang.
"Serupa atau seperti?" kamu menanyakan hal yang sama dengan yang hampir kutanyakan.
"Aku tak tahu perbedaan antara serupa atau seperti." Jawabku jujur. "Bukankah mereka sinonim?"
"Aku sinonim dengan Gerbera?"
"Bukan, serupa dengan seperti."
"Ah ya, ya." jawabmu. "Lalu kenapa ada dua kembang Gerbera?"
Aku mengangkat bahu. "Kenapa kamu banyak bertanya?
"Oh, ya? Kenapa menurutmu?"
"Kan, kamu bertanya lagi." Aku kemudian tertawa. Di tanganku masih tergenggam seikat mawar dan Gerbera.
"Jadi, aku adalah si gadis dalam ceritamu?"
"Mungkin, mungkin. Apakah kamu akan selalu ada dimana-mana saat aku kemana-mana?"
"Mungkin. Tapi Sitor bukan penulis ceritamu kan?" ujarmu sembari mengambil seikat mawar dan dua kuntum Gerbara dari tanganku.
"Mungkin, mungkin."
*untuk Sitor Situmorang dan Kembang Gerbera nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar