Kamu tak perlu menunggu di depan pintu sampai aku tiba. Ah sayang, aku mengerti sungguh kenapa kamu tetap duduk menghadap tembok dalam gelap. Lalu saat tiba-tiba mimpi menghampirimu kamu tak mampu lagi membedakan hitamnya tembok dan mimpimu tentang malam semalam. Aku akan pergi, tentu saja. Dan kembali? Pasti. Tapi aku tak tahu kapan, bagaimana, dan cerita macam apa yang akan kubawa. Yang bisa kujanjikan hanyalah aku akan sungguh-sungguj merindukanmu sampai sesaat aku akan membuka pintu |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar