kabar tak ada rasa, ia hanya ada.
suatu tempat suatu masa.
kamu katakan suatu hari:
"Kamu tentukan sendiri suatu berita, apakah ia baik atau buruk."
aku balas dengan diam. kopiku semakin dingin. seperti dirimu
"Kita nyaris seperti...:"
ujarku. tapi kuhentikan. kamu tak bertanya. kamu hanya melirik jam di atas kepalaku sedang aku melihat kamu lekat-lekat.
"Satu seperlima belas." ujarmu.
aku bilang aku tak pernah sampai sana. Jarak antara kota-kota dan satu seperlima belas terlalu jauh, alasanku. tapi dalam hati aku tahu bahwa aku sebenarnya tak peduli tentang berita darimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar