aku-kita tak pernah ada, kukira.
yang ada hanya lidah di antar gerigi dan teman kosanmu yang berpura-pura tidur di kasur (yang bukan milik kita, kurasa)
"Aku masih ingin menghirup aroma nafas beraroma tuakmu."
aku nyaris tak tahu mana yang nyata. hanya jemari di depanku yang kusangka ada, surga tahu.
akhirnya tiba suatu malam kamu tak lagi menunggu di depan pintu. aku masuk sendiri, tak tertidur hingga pagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar