Jumat, 06 Juli 2018

Yang Menyayat Tulang Kaki dan Tulang Tangan

Atas namanama Dewa-Dewa dan dewadewa yang masih ada, pernah ada, selalu ada atau tak pernah ada.
Ia pintakan agar kamu segera pulang dengan harap seutuhnya harap tanpa tambahan keinginan terhadap pulangmu.
Sekedar kamu membasuh peluh menghirup aroma tubuhmu sendiri di dalam rumah lalu disilakannya kamu untuk pergi kemana pun lagi.

Kemana lagi Ia harus berharap apabila pinta tak pernah dibalas. Atau kemana rindu harus diarahkan jika rindu bukan serupa kompas yang mengantarkanmu pulang. Lalu bagaimana dengan harapan yang semakin lama semakin mengecil lalu hilang?

Dan jika pintanya yang ia arahkan kemanapun tak dibalas oleh siapapun, apa masih ada guna rindu dan harapan serupa itu?

2 komentar:

  1. Do, I've read your blog since years ago, but this poem hits me the most. A splendid piece, really.

    BalasHapus