Jumat, 08 April 2016

Sepatu lari

Aku hanya menghela nafas pelan sambil mengepak barang-barangku,

"Kamu ingat dimana kamu taruh sepatu lariku?"

Kamu membalas pertanyaanku dengan pandangan nanar tak percaya. Aku tahu aku tahu, tidak semestinya aku membahas pertanyaan konyol seperti itu ditengah isak air matamu. Tapi aku benar-benar harus tahu dimana sepatu lariku.

"..."

Kamu hanya diam. Aku menggeleng dan mengangkat bahu pelan, sia-sia aku tanyakan pertanyaan semacam itu saat ini. Aku tahu kamu berharap pelukan terakhir, ucapan maaf atau apapun serupa itu.

Maaf aku tak sekuat itu, kamu tak tahu kan betapa setengah mati kutahan isak tangisku saat diam-diam kumasukkan foto kita berdua ke saku kemejaku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar