Apakah sulit menulis puisi yang baik,
ujarmu setelah memesan pilu.
Aku menutup menu, aku isyaratkan untuk tak memesan apa-apa malam itu.
Pelayan pergi. Aku hanya mengangkat bahu menjawab pertanyaanmu.
Kamu tertawa. Aku perlahan mengambil segelas teh hambar yang sedari tadi disediakan di meja.
"Pertanyaannya sesungguhnya adalah..." bukaku.
Tutupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar