Selasa, 30 Desember 2014

Dialog Monolog

(Karena aku sedang merasa romantis makanya aku tulis puisi malam ini)

Jadi setelah malam hampir habis aku pergi sendiri.
Malam masih indah sedang fajar hampir tiba. Lalu di antara Jalan Dempo 2 dan Dempo 5 kamu berdiri di bawah lampu jalan.

"Ah, kamu. Kebetulan aku sedang berjalan-jalan dekat sini."
Aku mengangguk.

Omong kosong, mana ada orang berjalan-jalan di tengah malam buta dan kebetulan saja bertemu. Ia pasti menungguku keluar.

"Kamu pasti berpikir aku berbohong. Mungkin."
Ia berkata seperti membaca pikiranku.

Aku kemudian berjalan saja, jaket kukancingkan lebih rapat. Udara masih terlalu dingin. Kamu tanpa diminta mengikuti, aku diam saja.

"Bagaimana kabar istrimu sekarang?"
Aku mengangkat bahu.
Kamu mengangguk-angguk seakan mengerti.

"Ah, ya ya."
Ujarmu singkat.

Aku hampir mengeluarkan dan membakar rokok sampai ingat bahwa kamu tak pernah suka asap rokok. Aku menarik nafas panjang lalu kukeluarkan perlahan-lahan.

Kamu masih saja berjalan disampingku. Aku tidak peduli. Tapi mungkin kamu lebih tidak peduli kepada ketidakpedulianku. Beberapa kali kamu tertinggal langkah, beberapa kali pula aku diam menunggu.

"Mungkin aku harus pergi "

Entah kalimat berita, entah kalimat tanya. Aku berhenti berjalan. Kamu juga berhenti. Aku menatap matamu dan kulihat mataku di matamu. Aku melihat wajahmu dan kutemukan wajahku disana.

Aku menutup mata cukup lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar