Sesaat lalu kamu benar-benar berada di mobilmu dan di kotamu. Tetap saja Perlahan seluruh kota tampak serupa. Beda gedung, nama jalan, semua nampak kabur saat kamu memperhatikan lekat-lekat: Jadi wajar ketika kamu pulang ke kotamu, kamu napak ragu. Mungkin ini memang bukan kotamu, kamu tak tahu. Lampu merah mungkin sudah berganti beberapa hari lalu, kamu tak tahu. Dan semua mungkin kamu berubah, kamu tak tahu. Maka mau tak mau kamu hanya percaya saja pada rambu dan marka jalan. Walau kamu bersumpah kamu hampir merasa kamu pernah berada di kotamu. Siapa yang mampu menyalahkan para musyafir? Lalu beberapa jam kemudian saat kamu tertidur kamu akan semakin tidak yakin akan keyakinanmu. Kamu bisa berada dimana-mana dan tidak dimana-mana. Mungkin ini kota kekasihmu, sedang kamu hanya sekedar hinggap di hatinya barang sejenak. Dan tak ada yang benar-benar berubah. Tak ada yang benar-benar sama. Tak ada yang membedakan kotamu dan jutaan kota lainnya. Jadi bisa saja kamu dibilang egois dan bodoh saat kamu bilang ia mencintai kota ini lebih dari kota-kota lainnya |
Selasa, 11 Maret 2014
Sajak tentang kota
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar