Entah kemana lagi angin telah membawamu. Kadang kamu berandai-andai apakah laut dan tanah semudah itukah dibawa angin? Walau kamu masih ingin tertidur, angin menamparmu pelan. Lalu ia menciummu. Lalu ia meninggalkanmu di kota baru. Dan lagi-lagi kamu membereskan perkakasmu, memutihkan matamu lalu mengucapkan selamat tinggal dan selamat tinggal pada dua kota yang berbeda |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar