Rabu, 04 Mei 2011

Sonet tengah malam

maafkan karena kata maaf sudah terlanjur tercipta maaf karena ia sudah terlanjur bangun di malam hari dan enggan bermimpi. Apalagi tertidur lagi. (Apalagi mati). Dan bukankah memang sudah sejak kemarin ia menjelma manusia? Nak, kau tak pernah terbangun lantas tertidur lantas terbangun lantas berpikir bahwa kau masih tertidur lantas terbangun lantas tertidur lagi, ujar ayahmu saat kau terbangun lalu kau tak ingat lagi apakah kau memang berayah? apakah kau memang terbangun? apakah kau emang kau? lalu ia berjalan sendiri saja, melayang. lalu ia melayang sendiri saja, bersama saya. lalu ia melayang berdua saja bersama saya, ke semesta. lalu ia melayang ke semesta berdua saja bersama saya. ia melayang ke semesta berdua saja bersama saya. Tapi bukankah ia tak pernah ke semesta? ia melayang berdua saja bersama saya. Tapi bukankah ia tak pernah bersama saya? ia melayang sendiri saja. Tapi bukankah ia tak pernah bisa melayang? ia berjalan sendiri saja. (Dan ia tak pernah ingin diingat namanya) "Panggil aku 'Malam' saat pagi, 'Siang' saat sore, dan 'Sore' saat malam. Bukankah namaku akan selalu dan memang selalu mengundang rindu?" Ah nak, seharusnya jangan pernah kau duduk sendiri lantas berlari-lari dengan imajinasi. Racun! Racun! Racun!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar