Jumat, 28 Mei 2010

Sebuah puisi tentang perih

Ia rasa perih telah berbicara dalam bahasa lain karena itu ditutupnya telinga kemudian ia berpura-pura tak berbahasa apa-apa Lalu perih berbicara dalam bahasa yang lebih sederhana ia berbicara dalam sepi, kemudian menyayat, lalu mengaduh, lantas hilang Dibalik cahaya diduganya seseorang menyanyi, ia sungguh berharap bahwa dialah yang bernyanyi tak ada yang menyanyi, "Nyanyian itu apa?" ia sendiri pun tak tahu Karena tak ada yang mengetahui sejak kapan perih lahir, ia putuskan untuk menari namun ia muak menari karena ia akan menari hanya demi perumpamaan yang mengaduh. Dan karena tak ada yang menari, menyanyi dan berkata-kata ia izinkan nona itu untuk melukis dengan satu warna: hitam *Ada baris didapat dari komentar Blackmemo. Contact me if you mind and I'll delete it right away

2 komentar:

  1. sumpah ya ini serem bgt,haha
    =.=a
    tapi oke ko
    *kasi jempol*

    BalasHapus
  2. hahaa serem ya? waktu buat ga sadar sih hehe
    terima kasih jempolnya!

    BalasHapus