betapa menyenangkannya (ia duga) ketika ia berpura-pura bahwa ia adalah orang pertama tahu segala dan menarasikan langkah kaki kanan-kiri mu sampai kamu tertidur di sebuah.
kasur.
dan betapa semua cahaya pada akhirnya mengingatkannya pada temaram abu kelambunya di bawah naungan telingamu tengah tertunduk di pahamu.
menangis.
dengan air mata yang merembas perlahan-lahan di antara lipatan betis dan pahanya sampai jadi kolam di telapak kakinya.
selamanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar