Kamu selalu berbicara seperti tokoh utama suatu drama tragedi yang sedang bermonolog dan bercerita pada sudut pandang orang ketiga tidak tahu segala,
"Dan kalau penulis drama kita adalah penulis drama yang baik, kita akan baik saja,"
Ujarku saat kusinggung pemikiranku padamu.
Kamu diam dan menghembus nafas bercampur sisa-sisa asap rokok yang masih berserak di paru-paru.
"Kalau penulis drama kita adalah benar penulis drama yang baik, aku harap..."
Kamu kemudian berhenti. Seperti tidak ada apa-apa kamu lanjut membakar rokok yang terputus dan diam saja menghisap udara bercampur nikotin.
"Aku harap apa?" Desakku tak sabar.
Kamu tersenyum,
"Aih, Sayang. Tokoh cerita yang baik tak pernah membocorkan cerita pada para pembacanya."