Rabu, 30 Agustus 2017

Orang ketiga tidak tahu segala

Kamu selalu berbicara seperti tokoh utama suatu drama tragedi yang sedang bermonolog dan bercerita pada sudut pandang orang ketiga tidak tahu segala, 

"Dan kalau penulis drama kita adalah penulis drama yang baik, kita akan baik saja," 

Ujarku saat kusinggung pemikiranku padamu. 

Kamu diam dan menghembus nafas bercampur sisa-sisa asap rokok yang masih berserak di paru-paru. 

"Kalau penulis drama kita adalah benar penulis drama yang baik, aku harap..." 

Kamu kemudian berhenti. Seperti tidak ada apa-apa kamu lanjut membakar rokok yang terputus dan diam saja menghisap udara bercampur nikotin.

"Aku harap apa?" Desakku tak sabar. 

Kamu tersenyum, 

"Aih, Sayang. Tokoh cerita yang baik tak pernah membocorkan cerita pada para pembacanya." 

Selasa, 29 Agustus 2017

Hingga subuh hampir tiba

Tapi ia masih merindukanmu dengan rindu yang ia simpan diam-diam dibalik kaki-kaki meja dan kisi-kisi pintu. 

Dan dengan setiap dentuman jendela yang menutup serta nyanyian burung parkit yang tertahan di kerongkongan, dengan baik ia sembunyikan rindumu hingga tak mampu ia temui sepanjang siang saat ia sibuk bekerja. 

Namun saat malam tiba, rindu itu keluar tidak tahu malu membangunkannya saat ia setengah tertidur dan enggan membiarkannya terlelap sampai subuh hampir tiba. 

Dan saat pagi tiba, rindu itu akan diam saja membiarkan nya terduduk memakan asap untuk sarapan lalu bekerja dan makan siang sambil bersiap untuk muncul malam lagi dan menemaninya hingga subuh hampir tiba. 

Dan begitu seterusnya. 

Kamis, 17 Agustus 2017

Bahasa buatanmu sendiri

Bicara tentang kebahagiaan bagimu membuatku belajar menggunakan bahasa buatanmu sendiri sementara membiarkan kata-kata yang mengalir menggantikan perasaan.

"...dan walau sekarang sudah pukul sebelas malam aku kamu kita mereka masih pula enggan tertidur."

kita biarkan anak-anak kita kelak dirawat sore dengan cukup baik hingga mereka besar sebelum tengah malam sedang kita akan keluar pukul Dua belas malam lebih satu menit untuk menari."

Dan seperti biasa aku tak mengerti. Kamu hanya terdiam di bangku penumpang menyandarkan kepala pada bahuku sementara aku berpikir hendak kemana kita malam ini.

Sedang malam semakin panjang dan cerita kita akan semakin pendek. Aku melihat ke trotoar,

"Ciranai." katamu.

Aku mengerti tak mengerti bahasamu lagi. Aku mencoba tak peduli tapi bagaimana mungkin aku tak peduli padamu?


Senin, 14 Agustus 2017

Reruntuhan

Jatuh cita di pelukan bola matamu
Ia berkata, 
"Aku batu setiap malam sebelum pagi sesudah siang." 

Dan apakah ada yang masih bercerita tentang kelopak mata dan betapa jarak antara bola mata dan horizon mendadak bisa terasa tak terhingga. 


Rabu, 02 Agustus 2017

Melihat langit Jakarta

Untuk apa tengadah setiap malam dan hanya mampu melihat belantara baja di sepanjang panorama? 

"Untuk apa kamu tinggal di tempat semacam ini?"
Tanyamu.

Tapi bukankah kota adalah kumpulan kita? Dan di antara kita ada beberapa yang mencintai langit tak berbintang atau berbintang?

Tapi bukankah mungkin jika semua masalah waktu? Dan sekarang bukan waktu yang tepat dan aku bukan mengantarmu pulang pada malam hari dan sisa malam-malam serta siang di sela-selanya