Kalau tak ada salah satu dari kita yang memesan apa-apa, untuk apa pula kita masih duduk di samping meja? Tapi kamu memilih diam. Aku mencoba memesan rindu, tapi tak ada yang lebih mengenal rindu daripada malam. "Maaf tuan, kami tak pernah menjual rindu." ujar pelayan jujur. Aku dan kamu menghela nafas. Kamu tetap tak memesan apa-apa. Aku mencoba memesan air tapi sorot matamu menolak. "Jam sembilan malam aku pulang. " ujarmu. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar