Sedangkan kamu menjelma kata diawal puisi ini, aku hilang menjadi jalan berbatu Dan jalan tak juga habis sementara matahari pwrlahan-lahan mengambil gelap. Sejak semula sudah kuambil tangismu, air matamu dan senyummu. Ia menjelma menjadi sedu-sedan di hari rabu. Lalu nanti kita akan bertemu. Mungkin di hari sabtu. Atau mungkin minggu |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar