Minggu, 18 Maret 2012

Empat puluh menjadi empat

Akhirnya kau tuai juga bibit-bibit pelangi yang kau tanam
Tak sempat kau kirimkan kabar pada beberapa orang yang sudah tinggal segelintir saja
Masihkah kau ingat saat kita saling bertukar suara lewat udara?

Atau malam-malam yang habis didepan pintu menunggu suaramu mengetuk riuh rendah pintu kamarku
Malam-malah yang habis saat membangunkan, dan membuat kita saling berharap

Mungkin itu adalah kondisi sebaik-baiknya kita dalam seburuk-buruknya kita
Tak sempat kukatakan tentang puisi-puisi pertamaku yang kubuat hanya untukmu
Tentang rembulan sama yang mengintip dibalik langit ribuan kilo kita
(Rembulan yang sama) yang diam-diam hadir di nama kita (dan kita sembunyikan baik-baik)

Lalu kita simpan baik-baik dalam hati saat kita bicara seorang diri namun saling mendengarkan suara sama lain
Tak sempat hadir mimpi ke dunia nyata, berakhir pula empat puluh pada empat.
Empat puluh pada empat

Dan kau masih berhutang dengan hutang yang takkan pernah bisa kau bayar padaku:
Duduk, lalu bercerita secara sederhana

Hey aku selalu berharap yang terbaik untukmu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar