Ia dijadikan abu tanpa harus menghitung sampai seribu
Dan kini ia berpikir mengenai angin: Akankah ia merindukannya?
Saat ia dihembus menjelajah keluar, entah berada dimana ia saat tarikan nafas berikutnya
Dan tentang palang-palang matahari yang menembus pepohonan
Akankah ia ingat tentang sepinya waktu tanpa kehadiran dirinya?
Ada yang berdenyut dalam dirinya, tapi ia tak tahu:
"Ia abu kan sekarang?"
Dan angin, palang matahari, dan aku semua lupa pada keberadaannya
Tapi aku masih bisa berpuisi
Sedang langit hanya menyisakan perih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar