Kamis, 21 Mei 2009

Abu

Ia dijadikan abu tanpa harus menghitung sampai seribu Dan kini ia berpikir mengenai angin: Akankah ia merindukannya? Saat ia dihembus menjelajah keluar, entah berada dimana ia saat tarikan nafas berikutnya Dan tentang palang-palang matahari yang menembus pepohonan Akankah ia ingat tentang sepinya waktu tanpa kehadiran dirinya? Ada yang berdenyut dalam dirinya, tapi ia tak tahu: "Ia abu kan sekarang?" Dan angin, palang matahari, dan aku semua lupa pada keberadaannya Tapi aku masih bisa berpuisi Sedang langit hanya menyisakan perih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar