Kuanggap ucapannya beberapa hari lalu saat setengah mabuk itu dusta. Tapi saat esok paginya ia ulangi kalimat yang sama dengan penuh kesadaran tentu saja aku menjadi ragu juga.
Seumpama kuserahkan setengah hatiku, tak yakin juga aku kamu mengurungkan niatnya untuk pergi.
Sementara waktu meringkuk perlahan, pada malam-malam seperti ini (saat kursi kosong tampak mencolok disampingku) aku coba berpikir mana kalimatmu yang dusta dan mana yang nyata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar