Tuanku yang baik tidak dianugerahi kata-kata di ujung jarinya
sehingga setiap malam ia diam-diam berjalan keluar membiarkan pikirannya
matanya
dan kadang
segalanya
mencipta kata-kata.
Menulis bukan merupakan terapi yang baik, betul.
Selalu ada
Candu
tapi kata-kata akan tetap mengiba untuk disuara
kan.
Aku yang baik tidak memiliki kata-kata atau huruf di ujung jariku
lalu aku diam saja saat matahari bersinar pelan-pelan dan musik blues mengalir pelan dibalik teling.
"Kamu hendak kemana pagi ini?"
aku tak tahu, aku hendak bertemu dengan kata tapi aku tak pernah tahu ia berada dimana.
Dan kumpulan kata-kata ini nyaris saja menjadi puisi jika saja ada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar