Selasa, 24 Juni 2014

Mungkin karena harus pulang

Mungkin karena harus pulang aku hanya tersenyum saja di halaman rumahmu.
Masih ingat aku, sore waktu itu. Kamu baru saja membawakan segelas air putih baru.

Aku menunggu.
Entah langit yang memburu, atau sekedar isyarat matamu untuk tak menghentikan temu.

Selasa, 17 Juni 2014

Mungkin (saja)

Mungkin ada bayanganmu diam-diam mengintai.
Bukan di kota ini, tapi kota yang teramat mirip dengan kotamu tapi bukan kotamu.

Jadi kita bisa diam-diam saja berjalan pulang sendiri-sendiri dan berandai-andai berjalan berdua.

Mungkin juga telah menjelma kota harapanku. Dan hadapanmu. Harapan kita. Tentang bayangan, kota, dan jalan berdua.

(dan tentang kita)

Mungkin suatu saat aku tak perlu lagi berkata -ku atau -mu.
Mungkin hanya akan ada kita.

Atau mungkin (saja) jalan masih terlalu terjal berliku.

Maaf aku harus menulis

Maaf aku harus menulis,
bukan karena ingin.

Mungkin karena kamu sedang tampak cantik-cantiknya malam ini.
Mungkin karena pena sedang tajam, dan pikiran sedang sebaik-baiknya.

Mungkin karena aku harus pulang dan segera berpuisi