Pukul empat sore saat kereta masuk ke stasiun
beberapa orang dan sedikit hantu melirik liar mengira-ngira apakah kereta itu akan mengantar mereka ke stasiun yang mereka tuju.
Beberapa orang masuk. Beberapa orang keluar. Beberapa diam saja. Beberapa tak peduli. Beberapa menjajakan dagangan. Beberapa membeli. Beberapa menolak halus.
Hampir lepas landas masinis saat didengarnya suara panggilan dari belakang,
seorang laki-laki paruh baya, mengejar kereta terengah-engah.
Masinis memandang sinis. Kemudian tetap dijalankannya kereta tak dipedulikan suara lelaki itu.
Laki-laki itu mengumpat ringan.
Tak ada yang mendengar umpatan lelaki paruh baya. Untuk apa mendengar umpatan lelaki paruh baya?
Beberapa menit kemudian kereta terguling. Lalu untuk beberapa jam kemudian tak ada lagi kereta mondar-mandir di stasiun. Beberapa calon penumpang yang masuk mendapat penjelasan dari penjual tiket kemudian mereka keluar dengan raut wajah kecewa.
Tak ada yang mempedulikan tentang kereta. Tentang para penumpangnya. Tentang keselamatan orang-orang di sekitar rel. Terlebih lagi tak ada yang mempedulikan umpatan lelaki paruh baya. Untuk apa mendengar umpatan lelaki paruh baya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar