Dalam hati

Oh dan jalan tak pernah habis sementara rindu tak pernah tiris

Dan suaramu masih menggema diam-diam di ruang kemudi

Sementara asap dari mulutmu menari-menari di atas kursi.

"Telah sampai aku kali ini," ujarmu.

Dan kamu mana yang tak pernah sampai? Kataku (tapi dalam hati)

terima kasih telah kami

ada batas dalam matamu yang terampas diam-diam
karena kamu pasrah dan
kalah.

ada liar dari diam yang terseruak ramai-ramai
karena kamu renggut dan
punah.

karena kamu telah kami. kami ucapkan terima kasih sepatut-patutnya pada
sepatumu.

terimakasih telah menjadi
terima kasih telah
telah kami ucapkan terima kasih

terima kasih telah kami

kabar tentangmu

tak pernah pulang ia sampai tiba-tiba kabar tentangmu hinggap di telinganya.

samar-samar dicobanya menggambarkan rupamu sampai akhirnya menyerah. bagaimana mungkin menggambarkan sesuatu yang hidup dan tak pernah ditemuinya 15 tahun belakang?

lalu ia
mengorek saku mengumpulkan sangu
kemudian ia
membongkar celengan menjual panganan
jadi ia
naik kereta menutup cerita.